Laserasi Stadium III (Full Tickness) Regio Parietal Sinistra Akibat Terbentur benda tidak bergerak (Besi) pada Karyawan Cane Reception PT “X”
Oleh
Nia Nuraeni
Vira Setiawati
Ilustrasi Kasus
Identitas
Nama : Tn. S
Usia : 43 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pendidikan : SMA
Jabatan : Operator 1
Departemen : Factory
Divisi/Sub Divisi : Mill Boiler/ Cane Reception & Milling
Bagian : Cane Reception
Anamnesis Penyakit
Keluhan Utama : luka robek pada kepala bagian atas kiri akibat terbentur besi di tempat kerja
Keluhan Tambahan : nyeri,keluar darah pada luka,Pusing
Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang
Pasien sedang mengencangkan baut-baut yang longgar. Baut-baut berada di antara mesin-mesin berat dan terdapat di dalam ruangan yang agak gelap.pasien harus membungkuk untuk dapat menjangkau baut-baut tersebut. Saat bekerja, pasien tidak menggunakan alat pelindung kepala (helm) hanya menggunakan sarung tangan saja.Kepala pasien membentur besi yang ujungnya membentuk sudut dan letaknya diatas kepala pasien. Pasien mengeluh kepalanya terluka dan mengeluarkan darah, nyeri dan pusing. Pasien segera dibawa ke Emergency dan dilakukan pengobatan luka serta mengatasi perdarahan.
Anamnesis Okupasi
Uraian Pekerjaan
Lama bekerja perhari: tiap pekerja 7 jam/hari, 40 jam/minggu
Melakukan pemeriksaan sendiri pada mesin dan alat yang rusak ataupun mendapat laporan dari pengawas (mandor)
Memperbaiki kerusakan mesin dan alat-alat yang rusak sesuai intruksi dari atasan.
Pekerjaan dilakukan sendiri atau dibantu oleh beberapa orang karyawan lain setiap shift kerja.
Analisis hubungan pekerjaan dengan terjadinya kecelakaan kerja.
Pemeriksaan Fisik
STATUS LOKALIS :
Kepala :
Parietal : Laserasi 1x 1/2cm dengan dasar berwarna kemerahan, pinggir luka teratur dan membentuk garis lurus jika dirapatkan
Diagnosa kerja
Laserasi Stadium III (Full Tickness) regio parietal sinistra
Diagnosa Okupasi
Laserasi Stadium III (Full Tickness) regio parietal sinistra akibat terbentur benda tidak bergerak (besi)
Kategori kesehatan
Kemampuan fisik tidak terpengaruh (luka sembuh sempurna)
Penatalaksanaan
Istirahat
Irigasi dengan NaCl dan aseptic antiseptik
Ditutup dengan kasa pada luka untuk memberhentikan perdarahan
Medikamentosa :
Analgetik : Asam mefenamat 3 x 500 mg
Antibiotik : Amoksisilin 3 x 500 mg
Prognosa
Qua ad vitam : ad bonam
Qua ad fungsionam : ad bonam
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kecelakaan kerja terutama terjadi akibat unsafe condition dan unsafe action yang dilakukan oleh pekerja dalam mengencangkan baut yang longgar yang berada di antara alat berat.
Saran
Perilaku kerja yang tidak aman (unsafe act)
Menggunakan APD (helm) dalam melakukan pekerjaannya
Sosialisasi SOP dan WI serta pelatihan K3
Kondisi yang tidak aman (unsafe condition)
Dilakukan pemeriksaan cahaya dengan luxmeter. Karena berdasarkan jenis pekerjaan yaitu jenis ketelitian sedang 200-250 lux
Penambahan tanda peringatan bahaya di tempat kerja
Memberikan pencahayaan yang cukup atau pekerja menggunakan penerangan ketika bekerja (head lamp)
Administratif:
Memberikan pengawasan yang ketat berupa reward atau punishment
DAFTAR PUSTAKA
Bachsinar B. 1995. Bedah Minor. Hipokrates. Jakarta.
Bachsinar B. 1995. Bedah Minor. Hipokrates. Jakarta.
Kecelakaan Kerja. 2008. http://aimititi.netfirms.com
Kumpulan diktat kuliah okupasi FK Unila. Bandar Lampung.2006.
Kaplan NE, Hentz VR. 1992. Emergency Management of Skin and Soft Tissue Wounds, An Illustrated Guide, Little Brown. Boston. USA.
Oswari E. 1993. Bedah dan perawatannya. Gramedia. Jakarta.
Permatasari, Anggun. 2009. Investigasi Kecelakaan Kerja. FKM-UI.Depok
Pusat Kesehatan Kerja. 2008. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. www.depkes.go.id
Putu, I Dewa. 2006. Hambatan Dalam Penerapan K3 dan Ergonomi di Perusahaan. FK-Udayana.Surabaya
Thorek P. 1994. Atlas Teknik Bedah, EGC. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar