Jumat, 17 September 2010

Dilarang berjilbab di ruang operasi

Bismillah, tulisan ini akan membahas sesuatu yang sudah sering dibahas, tapi kali ini saya akan coba bahas ini khusus untuk temen-temen muslimah anak fakultas kedokteran di seluruh Indonesia maupun bumi ALLAH manapun. Semoga bermanfaat.

Berawal dari pertanyaan pada diri sendiri dan banyaknya masalah yang timbul saat seorang dokter muda muslimah masuk ke dalam ruang operasi, dimana tempat tersebut merupakan daerah steril dan tempatnya pembedahan dimana kita akan membedah bagian tubuh manusia (menjadi peluang masuknnya sesuatu dari luar, nah yang dikhawatirkan adalah infeksi bakteri).

Alasan saya sampai mencoba menuangkan ini dalam bentuk tulisan adalah ketika ada seorang dokter muda muslimah di salah satu rumah sakit sedang menjaani stase OBGYN dan akan memasuki bagian operasi.. Dia mulai bercerita tentang kesedihannya disaat sesuatu yang wajib dari yang ia yakini dari dulu dilarang pada bagian ini. Ketika seorang dokter muda muslimah dilarang berjilbab saat memasuki ruangan OK , apa yang ada dihati kalian saudari-saudariku yang di cintai ALLAH??? Apa yang bisa kita lakukan ketika itu sebuah peraturan rumah sakit? 


Allah SWT berfirman :
“Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman : Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan khumur (jilbab)nya ke dadanya”. (QS. An-Nur : 30-31)

Dalam riwayat Aisyah RA, bahwasanya Asma binti Abu Bakar masuk menjumpai Rasulullah dengan pakaian yang tipis, lantas Rasulullah berpaling darinya dan berkata : Hai Asma, sesungguhnya jika seorang wanita sudah mencapai usia haidh (akil baligh) maka tak ada yang layak terlihat kecuali ini, sambil beliau menunjuk wajah dan telapak tangan. (HR. Abu Daud dan Baihaqi).
Hadits ini menunjukkan dua hal:

1.  Kewajiban menutup seluruh tubuh wanita kecuali wajah dan telapak tangan.
2. Pakaian yang tipis tidak memenuhi syarat untuk menutup aurat.

 Kewajiban menutup aurat ini tidak hanya berlaku pada saat shalat saja namun juga pada semua tempat yang memungkinkan ada laki-laki lain bisa melihatnya. 

“Dan hendaklah mereka menutup kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasan-nya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra  saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka” ( QS. An Nur/24:31)

Berdasarkan dasar di atas kita tahu batasan-batasan aurat seorang muslimah dan bagaimana seharusnya kita sebagai muslimah harus berpakaian, dalam shalat maupun saat kita keluar rumah.

Hanya ingin sedikit menceritakan bagaimana pengalaman disaat kita berada dalam suatu kondisi seperti masalah di ruang operasi, Alhamdulillah di tempat saya mengambil pendidikan profesi sudah mulai dapat dikondisikan, hanya butuh suatu keberanian dan kreatifitas dalam menjelaskan apa yang seharusnya. Pernah suatu ketika saya mengajukan diri sebagai asisten operasi (stase bedah) saya menggunakan jilbab yang seperti biasa saya kenakan yaitu lumayan lebar walau itu sebenernya menurut saya lumayan pendek, tapi yang penting menutupi dada..

Kemudian salah satu konsulen nyeletuk kepada saya “kerudung kamu itu banyak kumannya, pasti itu kerudung yang sama pas kamu ke pasar?”, 

Takut sekaligus sedih itu yang ada dikepala, tapi seperti biasa saya akhwat nekad menjawab dan mencoba menjelaskan kepada konsulen sebagai pembelaan saya, “Maaf dokter, kerudung saya ini khusus saya gunakan untuk operasi, dan nanti kalau saya jadi asisten saya akan menggunakan baju operasi yang steril yang otomatis kerudung saya terlapisi dengan baju operasi dok…” . 

Alhamdulillah lolos..hehe walau agak sedikit nekad, dan Alhamdulillah Allah memberikan kelembutan hati pada konsulen saya untuk mengizinkan saya tetap menggunakan jilbab syarii. Namun satu saran lagi kita juga harus kreatif bagaimana memakai jilbab yang rapi tapi tetap menutupi dada.

Nah yang kedua ini lebih nekad sebenernya.. menggunakan rok di dalam ruang OK, yah sebenernya tidak mengerti juga peraturan pakaian OK, tapi dalam pengertian saya yang penting seragam, bersih, hanya digunakan dalam ruang OK, dan tidak mengganggu aktifitas. Lagi-lagi disini dibutuhkan keberanian, karena sebenarnya tidak ada larangan pasti untuk tidak boleh menggunakan rok ditempat saya, tapi dari dulu yang namanya baju OK itu celana jadi disaat saya memakai rok itu aneh bagi orang-orang OK. So.. trik kita agar lolos lagi, saya memberanikan menggunakan rok dan saat ditanya kenapa menggunakan rok, harus dengan baik menjelaskan , toh rok tidak mengganggu aktifitas (klo lagi op juga kita kan pasti di meja op , ga harus berlari kemana2, so..g papa donk harusnya kita pake rok, dan kita pun akhwat2 kan klo pake rok pasti didalamnya ada celana panjangnya, jadi kita pun pasti flexibel)

So… sebenernya yang menjadi pertanyaan kepada pihak yang melarang kita tetap berpakaian syarii dalam ruang OK adalah apakah alasan mereka melarang menggunakan jilbab or rok dalam ruang OK? Takut on steril?(toh jilbab dan rok yang kita pakai khusus untuk operasi) takut mengganggu aktifitas? (toh pakaian kita itu adalah pakaian terbaik dan tidak mengganggu aktifitas kita saat kita menjadi asisten) , dan kita pun tidak merugikan pasien InsyaALLAH..


Ini salah satu ke-nekad-an saya..sekaligus membuktikan pake rok juga kita tetep bisa gaul n sporty.

Buat saudari-saudari saya yang sedang berjuang di bumi ALLAH manapun untuk memperjuangkan sesuatu yang syarii memang banyak cobaan dan hambatannya, so..jangan takut, hanya butuh keberanian ekstra, kreatifitas, penjelasan secara ikhsan dan logis, dan jangan lupa untuk berdoa kepada Sang Pemilik hati hamba2Nya . Bagi ALLAH mudah untuk melembutkan hati orang-orang yang belum diberikan hidayah. Semangat terus ya…(InsyaALLAH kami dari DEP KEMUSLIMAHAN FULDFK akan membawa masalah ini ke forum kemuslimahan di Semusnas Desember 2010-->t; FK UII, jangan lupa datang ya, Semoga memberikan solusi ^_^)

Bandar Lampung, 8 Syawal 1431H

16 komentar:

  1. like this mb ♥
    \(´▽`)/
    mmg butuh keberanian untuk ngebela diri..tp sejalan sm peraturan yg ada juga. Sayangnya ga semua peraturan RS pendidikan di Indonesia gitu..
    Mau kita seagresif apapun untuk membela diri ttp ga akan digubris :(
    titel koas, kekuasaan untuk mengubah peraturan pun ga ada.. sedihnya

    BalasHapus
  2. yup betul ntan, tp klo masalah jilbab kayaknya masyarakat umum bahkan berbeda agama pun tahu klo itu udah kewajiban wanita muslim, apakah kondisi ini termasuk kondisi darurat?? klo masalah rok itu hanya tambahan mb ni aja, tp sebenernya yang pengen mb ni bahas dan jadi diskusi bersama adalah gimana kita mengadvokasi saudari2 kita yang mengalami itu?butuh solusi bersama

    BalasHapus
  3. Oh ya ada satu pengalaman lagi waktu ni di stase obgyn, ketika itu ada pasien SC a.i HIV aids, bingung, takut, tapi ya masa ga ada asistennya dari koas, ya alhasil memberanikan diri untuk ikut jadi assisten, dan di acc dengan konsulen, nah assisten 1 nya itu residen dy seorang perempuan dy memang tidak menggunakan jilbab , jadi waktu di OK dia hanya menggunakan penutup kepala OK, nah ternyata dia pun merasakan hal yang sama ketika mengajukan diri sebagai assisten 1, dan dia mengungkapkan hal itu kepada saya. kemudian saya membantu kasih solusi untuk menjawab ketakutannya saya sarankan kaka itu menggunakan kaca mata dan kerudung untuk menutupi leher dr percikan darah or ketuban dr pasien itu, dan akhirnya dia menggunakan jilbab untuk operasi itu. So terbukti kan jilbab itu diwajibkan untuk menjaga qt.

    Hasil dri share salah seorang dokter spesialis bedah pun mengatakan "yang penting adalah sterilitas, bahkan sudah ada jilbab steril yang dipake dokter2 bedah yang laki2 aja pake untuk menjaga strilitas.
    Dasar diperbolehkannya pake jilbab di OK adalah bahwa jilbab hak asasi manusia yang dilindungi undang2 jadi pada dasarnya boleh, asal asas sterilitas di OK terjaga."

    Ya ALLAH bukakan hati orang2 yang berkuasa untuk membolehkan untuk tetap menutup aurat

    BalasHapus
  4. mb ni...karena che belum pernah masuk OK. dan waktu itu sempet diceritain yang komuda,,,kaget banget,,
    ampe segitunya...
    Ayo mb kita aspirasikan!!
    jilbab tetep harus di pake...

    BalasHapus
  5. mba, saya anak FK juga masih semester 3 dan blm memakai jilbab..
    saya mau konsultasi ttg pemakaian jilbab mbak, mungkin bs lewat email? terimakasih :)

    (kl mbak gmau menampilkan emailnya, bs kontak saya di clarissapamudji@yahoo.com) trimakasih ya mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. @clarissa: ya de..emailnya mb nia nia_abcd@yahoo.com

      Hapus
  6. Assalamualaikum.. Mba saya mahasiswa Fk mau masuk stase bedah.. Saya ingin bisa sperti mba, pakai sergam OK sesuai keyakinan qt. Saat ini sedang tahap melobi k konsumen bedah, saya ingin bisa pakai gamis saat OK.. Boleh minta sarannya mba, gimana cara menjelaskan k konsulen agar bisa diterima n tidak menyinggung atau menggurui beliau.. Syukran mba ;) salam kenal :)

    BalasHapus
  7. Buat hafsah , afwan baru bls, ya mungkin klo gamis memang agak susah, tp ya yg penting syar'i , jelaskan kalau pakaian kita steril dan buktiin juga klo kita tetap bisa bergerak tanpa mengganggu aktifitas diruang OK, dan berdoa semoga dilembutkan hati konsulenny, karena Allah yang membolak-balikan hati, good luck y

    BalasHapus
  8. Beli rok operasi itu dimana mbk pengen

    BalasHapus
  9. Beli baju OK dengan rok dimana ya mba? Saya pengen beli

    BalasHapus
  10. Semoga semakin bnayak yang tersadarkan bahwa masuk OK gak harus 'menelanjangi diri'

    BalasHapus
  11. Assalamu'alaikum..mba afwan kalo jilbab utk pasien operasi bisa juga ya?jzklh infonya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sdih bnget msuk di ruang ok sbgai pasien...bru operasix jg,operasi ringan

      Hapus