Ooh ternyata begini rasanya jadi dokter PTT, dulu sering dapet cerita dari dosen, bagaimana mereka selalu bercerita bagaimana mereka berinteraksi dengan pasien dan masyarakat di tempat PTT, dari dulu saat mendengar cerita itu selalu ingin seperti mereka menjadi dokter PTT sebelum kerja di kota, dan ternyata sekarang itu bener2 terjadi pada ni.
Awalnya dulu ada seorang pasien ibu, dy berobat bersama anak-anaknya, seperti biasa dengan niat mengobati dan berusaha membuat pasien tersenyum (itu moto ni sebagai dokter) dan ternyata ga disangka –sangka ibu itu memberikan salak yang mungkin jumlahnya 3 kg kurang lebih,, dan saat itu bener2 merasakan kalau itu adalah pemberian pertama yang termanis dari pasien,, walaw salaknya sepet..(*hehe maklum salak papua…jarang ada yang manis, dan ini asli d papua.) Kemudian hari-hari dilewati dengan tetap berprinsip menjaga senyum pasien dan membuatnya tersenyum walaw sedang sakit. Semakin hari mulai menyatu dengan masyarakat timika, walaw memang masyarakat timika kebanyakan pendatang, tapi masih ada hampir 40% mayarakat asli yang berobat.
Sampai suatu hari ada ibu berobat dan ternyata beliau adalah petani bangkuang,,dan ternyata besoknya dia sudah membawakan 1 kantong bangkuang papua… (*hehe lagi2 teringat dosen yang dulu katanya dibayar dengan pisang atau singkong, dan sekarang bener2 terjadi , tapi bedanya mereka sudah membayar, dan uang disini lebih mudah di dapat..) Terimakasih ibu, ini akan menjadi kenangan terindah buat saya.. ^^. Dan anak si ibu bangkuang pun kemudian berobat dan bertemu dengan saya dan dia bilang sambil tersenyum“ oh ini dokter perempuan yang kemaren ibu kasih bangkuang,, salam dari ibu.. .”. Saat itu juga saya agak sedikit tersenyum , ternyata si ibu cerita2 kalau dokter MERC yang perempuan suka bangkuang..hehe..
Dengan tetap berusaha mengembalikan niat , niat pertama hanya untuk ALLAH ,kedua untuk ALLAH, ketiga untuk ALLAH.. hehehe ya itulah seharusnya niat kita menjadi dokter..dan cita-cita lainya untuk sekolah lagi, untuk mengabdi , untuk mencari rezeki yang halal dan cita-cita yang lain.. semoga tercapai ya Rabb.. Amin ya rabbilalamin. Setiap hari dengan jadwal jaga , malam istirahat minggu istirahat (*dan kemudian bisa melestarikan hobi ni dulu…he, pasti banyak yang tahu kalau hobi ni gampang ga susah..ya bener hobi ni adalah tidur.. -_- ). Dan efek samping dari hobi ni sampai sekarang ni belum pernah kemana2 di timika, selain jaga diklinik, tinggal di klinik, belanja obat dan kebutuhan di timika, dan hari2 dihabiskan di rumah yang juga klinik MERC timika..hehe
Satu lagi pasien yang kebetulan rumahya di belakang klinik, dy mengundang untuk kerumahnya, tapi karena ni hobi tidur dan jarang main kemana2 , alhasil ni paksakan dan mencoba keluar kamar, main kerumahnya, tapi saying dia sedang keluar… huks belum berjodoh . Tapi ga papa karena niatan awal silaturahim adalah memfollow up keadaannya, dan seminggu kemudian si ibu dating dan minta maaf sambil membawa pecel lele berikut lalapan dan sambalnya dan cukup menjadi lauk kami ber6 diklinik siang dan malam, dan kebetulan hari itu adalah jadwal masak ni.. hehe..Ternyata ALLAH membalasnya dengan yang lebih baik, dan belajar ilmu silaturahim.
Pasien masyarakat aslinya pun tidak mau kalah , mereka sangat mengena dihati ni, mulai dari mencoba mengerti bahasanya dalam mengungkapkan keluhannya, yang kadang2 ni sangat membuthkan penerjemah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar